Batu Akik, analisa seadanya sampai wawancara imajiner.

Kami ingatkan tentang faktor dasar penting sebuah berita.

Apa itu batu Akik. Bukan rahasia bahwa batu Akik adalah batu alam, dimana dapat menemukannya diseluruh wilayah NKRI. Bahkan pasti juga dinegeri lainnya.  Sejak manusia nusantara berkesenian dengan batu baik untuk senjata ataupun perhiasan bahkan mungkin sebenda pengganti mata uang, saat itulah batu yang dengan mudah ditemukan ini mulai dikenalkan. Batu Akik  bernilai karena kreativitas pengarajinnya. Nah pertanyaan dasar terakhir adalah mengapa batu Akik? Itu dikarenakan kemudahan menemukannya di alam, banyak pilihan warna dan motif imajinatif. Bisa disebutkan batu Akik ini memenuhi unsur massal dan meriah.

Manakala seorang teman dari Aceh mulai mengenalkan batu Aceh lewat media Facebook, Bung Hasybi; kami hanya memandang bahwa oh ya di Aceh juga ada batu Akik pastinya.

Manakala Pemerintah yang banyak urusan terdapat didalaminya KPKRI dan POLRI, bermaksud memungut pajak dari perniagaan batu Akik, saat itu kita mulai tersentuh untuk ikut berpikir. Ya menulisnya dalam blog ini.

Sebagai warga kota Martapura, batu Akik adalah barang lumrah untuk dijumpai di pasar Cahaya Bumi Selamat. Lalu apa yang mendorong batu Akik yang merupakan simbol batu alam yang massal dam meriah jadi juga murah ini bergerak naik tajam mencapai nilai diluar dugaan dan harapan. Maka muncullah spekulasi dan perdebatan. Ini termasuk kegiatan investasi sebagaimana Intan ?

Berbagai analisa di uji untuk kemudian kami sajikan. Beberapa wawancara kami lakukan untuk melengkapinya, bahkan sebuah ritual wawancara imajiner belum tuntas terlaksana.

Untuk sementara kami sampaikan bahwa yang menyebabkan loncatan nilai dibatas diluar aspektasi adalah;

1. Peran media. Medsos, seperti kawan dari Aceh turut membentuk pandangan masyarakat. Media TV juga menyajikan film film yang menghadirkan batu mulya sebagian bisa disebut Akik pada banjirnya Bollywood. 

2. Dunia maya, seperti menemukan pasangannya dengan batu Akik. Keduanya tak terduga termasuk kemanfaatan dalam kehidupan keseharian. 

3. Kegiatan ini merupakan rangkaian ekonomikal murni yang menempatkan penemu dan pengguna dalam satu rasa dan emosional. Sehingga mirip swasembada atau kemandirian makna akan kehadiran batu Akik. Diterima secara budaya dan bermanfaat sebagai simbol tanda harus menguras energi untuk pencitraan.

4. Fenomena batu Akik ini dapat juga dijelaskan seperti makna kata pulang. Kembali kepada budaya lama. Melepaskan dari kepenatan dan kegaduhan yang penuh intrik. Semacam mudik budaya dan harapan mendekati dunia mistis tanpa atheis.

Kami bukan bermaksud keempat alasan itu final. Bisa bertambah dan berkurang sebagaimana nilai batu Akik pada jari jemari kita.

Segera setelah wawancara imajiner selesai, ulasan lanjutan dapat kita sajikan.