Count Down "Kiamat Kecil" Dimulai 4

 

Diprediksi Lima Tahun Lagi Jebol

Jika Bendungan Riam Kanan Tidak Dijaga
"jauh lebih kuat mencengkram butiran tanah dibandingkan perakaran pohon. Tapi alang alang sangat mudah terbakar dimusim kemarau bahkan ada teori yang yakin bisa terbakar karena gesekan antar daun".
Timbunan air sangat bejibun ini telah meminta "pengorbanan". Walaupun operasional sejak tahun 1975 para penduduk yang "habitat dan alur sejarah" terendam lalu tenggelam oleh genangan waduk itu menunggu lebih dari 15 tahun baru menikmati listrik. Ini waduk PLTA bung!!!. Dikelola oleh PLN yang dahsyat asetnya.
Perkenankan sedikit bernostalgia atau JASMERAH menurut Soekarno; Kami bersama sama Prof  DR. Ali Hasymi (Alm) ketika masih guru besar Fakultas Perikanan Unlam sebelum beliau menjadi Rektor Universitas Palangkara. Mengikuti Seminar Pemanfaatan Air Waduk Riam Kanan untuk Irigasi Pertanian. Pada Seminar yang kelima tahun 1990-an beliau berkata " Para penduduk yang tempat tinggal, tempat usaha dan pekuburan moyangnnya terendam air waduk PLTA layaknya Ayam Mati di Lumbung Padi" Listrik dikirim ke kota (Banjarmasin, Martapura dan Banjarbaru) melewati Gardu Induk Cempaka tapi disana gelap gulita.
Baru pada Seminar ke Enam disepakati mereka itu penduduk yang belakangan menjadi 14 Desa definitif dalam sebuah kecamatan Aranio di Kabupaten Banjar mendapatkan listrik DIESEL.Artinya bila PLTA nyaris tanpa byar pet disna bergantung pada supply BBM solar—apakah masih sampai sekarang???
Adakah mereka dendam lalu berdoa semoga jebol Waduk ini?
Tak ada.. Percayalah!!!. Meskipun mereka akan sangat bersemangat menceritakan tokoh tokoh yang "terdampar" di Jakarta dalam upaya mencari keadilan dari proses ganti rugi lahan. Hal ini menjadi penting untuk kembali dicermati karena hampir setiap hari TV menyiarkan konplik lama soal lahan terutama perkebunan. Ini menjadi mahapenting bila proses jebolnya waduk ini jangan sampai dikambing hitamkan pada penerus "penderita".
Dengan demkian kita berharap segala tindakan "menjaga" yang sepatutnya dilakukan secara bermartabat. Keberadaan lumpur yang memang patut dihubungkan dengan aktifitas penambangan emas di hulu Waduk. Berarti itu disekitar tempat tinggal salah satu atau lebih kampung /desa di sana. Soal logam berat tepatnya air raksa seperti yang diingatkan Gubernur Kal Sel, sememangnya terkait penambangan emas di hulu Waduk HPM Noor ini.
Maka kata "JAGA" ini haruslah diterjemahkan dengan seluruh kemampuan untuk bijaksana dan bijak sini. Soalnya peta Google menunjukan lebih dari 80% areal sekitar waduk adalah alang alang yang mudah terbakar lalu bila hujan tiba sebelum pulihnya perakarannya memudahkan terjadi erosi.
Status TAMAN HUTAN RAYA tidak otomatis menjadikan alang alang berganti pohon yang relative kuat terhadap kebakaran karena terciptanya iklim mikro. Meskipun data menunjukan perakaran alang alang yang dalam satu rumpun dapat mencapai 60 Km panjangnya jauh lebih kuat mencengkram butiran tanah dibandingkan perakaran pohon. Tapi alang alang sangat mudah terbakar dimusim kemarau bahkan ada teori yang yakin bisa terbakar karena gesekan antar daun.
Kenyataan inilah yang harus kita perhatikan untuk kesejahteraan masyarakat di sekitar waduk. Lalu kepada siapa kita mengadu? PLN? PemKab Banjar? Pemprov Kal Sel? Atau rumput ilalang yang bergoyang?
 Tulisan ini dipersiapkan oleh Ahmad Faisal dan H. Majish Sibyani : berikut akan kita bahas waktu yang tersedia untuk proses pengungsian bila bendungan jebol bagi warga yang tinggal di kawasan aliran limpasannya. Kemana arah pengungsian paling aman dan lancar. Berapa lama :kiamat kecil ini akan kita hadapi. Infastruktur apa yang akan paling parah kerusakannya dan bila memungkinkan berapa kerugian yang dapat diprediksi (tentu tidak menaksir nilai nyawa manusia). Apa saja yang sepatutnya kita persiapkan selain system peringatan dini dan logistic selama pengungsian.
Count Down "Kiamat Kecil" Dimulai 4 4.5 5 Ahmad Faisal Diprediksi Lima Tahun Lagi Jebol Jika Bendungan Riam Kanan Tidak Dijaga "jauh lebih kuat mencengkram butiran tanah dibandin...


5 komentar:

  1. "jaga" yang seharusnya diterjemahkan bijaksana dan bijaksini mungkin? bisa menjadi injak sana injak sini...

    BalasHapus
  2. Kebiasaan (yang belum tahu siapa yang memulai).. bahwa "kalau ada kejadian/ bencana baru ada tindakan!!??

    BalasHapus
  3. mandi kembang tujuh dahulu, mun kembangnya hanyar anam ganti ka tujuh dua ilalang

    BalasHapus
  4. mun kaya dahulu soal listrik, maka PLN sebagai operator Waduk Riam Kanan perlu 6 kami seminar

    BalasHapus
  5. siapalah yg diamanati untuk menjaga, ada juakah anggarannya jar?he..he

    BalasHapus

Mohon komentarnya dengan bahasa yang sopan, terima kasih atas kunjungannya.