Surat Lintas Dimensi

 

Tidak sedikit ayat Al Qur’an yang menginformasikan bahwa alam semesta ini sebenarnya tidak hanya terdiri dari satu ruang saja. Kitab suci ini memberikan ‘clue’, bahwa alam semesta terdiri dari banyak ruang, mulai dari yang berdimensi rendah sampai yang berdimensi tinggi, yang disebut sebagai langit bersaf tujuh.

Teori-teori Kosmologi mutakhir mengarah kepada keberadaan alam berdimensi lebih tinggi. Awalnya, hal ini dipicu oleh kegagalan teori Einstein dalam skala mikrokosmos, dan tak berlakunya teori kuantum dalam skala makrosmos. Einstein berpendapat bahwa gaya gravitasi hanya berlaku pada benda-benda besar seperti planet, bintang dan galaksi. Serta tidak berlaku pada partikel-partikel. Tetapi, ternyata di skala mikrokosmos, gaya gravitasi malah bertambah besar seiring dengan massa yang terkonsentrasi. Contohnya, adalah apa yang terjadi pada black hole.

Teori lama mengalami kesulitan memprediksi apa yang terjadi di dalam black hole, karena tak memiliki perangkat memadai untuk memahaminya. Seluruh gaya – nuklir lemah, nuklir kuat, dan elektromagnetik – runtuh dan tersedot ke dalam black hole, tetapi gaya gravitasi tidak. Justru, gravitasi black hole menjadi semakin berlipat ganda ketika ukurannya menjadi semakin kecil. Sehingga, berbagai materi bahkan cahaya yang melintas di dekatnya pun ‘dimakan’ olehnya.

Meningkatnya gaya gravitasi di sekitar black hole itulah yang menjadi clue bagi teori kosmologi mutakhir bahwa alam semesta ini kemungkinan besar memiliki ruang-ruang berdimensi lebih tinggi. Karena, gravitasi yang terpusat kuat di dalam black hole itu bisa menjadi faktor yang membuat  ‘melar’ ruang tiga dimensi menjadi empat dimensi. Dan empat dimensi menjadi dimensi-dimensi kelima, keenam, dan seterusnya yang lebih tinggi.

Dikarenakan seluruh gaya nuklir dan elektromagnetik runtuh di black hole, maka sangat dimungkinkan berbagai peristiwa yang tersedot  ke dalam lubang hitam itu runtuh terjebak disini. Kecuali, gaya gravitasi yang memang bisa lolos ke alam lain - yang paralel maupun yang berdimensi lebih tinggi. Ringkasnya, dalam penjelasan yang sederhana, black hole bisa menjadi semacam pintu untuk memasuki alam berdimensi lebih tinggi. Meskipun, sampai sekarang tidak dimungkinkan untuk dilewati oleh materi dan energi. Karena, begitu ada materi dan energi masuk ke dalamnya, ia akan runtuh dan tak bisa keluar lagi.

Lantas, apa yang bisa keluar-masuk melalui black hole itu? Adalah arus informasi. Dengan mengendarai gaya gravitasi, sejumlah informasi bisa keluar-masuk menembus alam-alam berdimensi tinggi. Dan inilah clue yang digambarkan oleh Al Qur’an tentang adanya arus informasi yang menembus alam lintas dimensi itu.

QS. As Sajdah (32): 5-6
Dia mengatur urusan (informasi/ peristiwa) dari langit ke bumi, kemudian (informasi) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu. Yang demikian itu ialah Tuhan Yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.

Sistem informasi adalah entitas yang bisa ‘mengendarai’ apa saja, termasuk materi, energi, ruang, waktu, dan gaya-gaya alam semesta. Dalam skala kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat banyak contohnya. Yang paling sederhana, adalah apa yang terjadi saat kita berkirim surat. Kertas surat sekedar menjadi media bagi perasaan yang kita tuangkan di atas kertas itu dalam bentuk susunan kalimat yang bermakna. Saya kira, Anda bisa ‘merasakan’ bahwa kertas dan makna yang terkandung di dalam susunan kalimat itu adalah dua entitas yang berbeda.

Kertas adalah media, alias benda mati. Tetapi perasaan atau makna yang kita tuangkan lewat kalimat-kalimat indah itu adalah informasi yang mewakili sesuatu yang hidup. Karena, informasi itu keluar dari pikiran dan perasaan yang hidup. Ada pesan yang terkandung di dalamnya. Ada suasana batin yang mengharu biru. Ada rasa bahagia, rasa sedih ataupun nestapa. Ada arus informasi yang ditransfer oleh penulis surat kepada pembaca di seberang sana, dengan ‘mengendarai’ media kertas. Tentu saja, sistem informasi itu bukanlah kertas, dan kertas itu bukanlah sistem informasi.

Di era modern ini, berkirim surat tidak hanya dengan menggunakan media kertas yang ‘material’. Melainkan bisa juga menggunakan media gelombang elektromagnetik, yang ‘energial’. Perasaan Anda bisa Anda tuangkan ke dalam SMS, dan kemudian dikirimkan dengan ‘mengendarai’ gelombang pemancar HP ke partner Anda di seberang sana. Ini juga yang terjadi saat Anda bertelepon menggunakan suara. Ataupun, saat Anda mendengarkan informasi dari seorang penyiar radio dan televisi.

Materi dan energi hanyalah sekedar media yang mati belaka. Dan menjadi ‘kendaraan’ bagi sistem informasi atau makna yang ingin disampaikan kepada ‘sesuatu yang hidup’ dan berkecerdasan di seberang sana. Sama dengan alam semesta, seluruh materi, energi, ruang dan waktu ini hanyalah media atau kendaraan belaka bagi sistem informasi yang datang dari Subyek yang hidup dan berkecerdasan, di ‘balik’ realitas alam semesta.

Dia Yang Maha Hidup dan Maha Cerdas itu sedang ‘berkirim surat’ kepada makhluk hidup dan berkecerdasan pula, lewat kode-kode alias tanda-tanda yang dihamparkan-Nya. Sayangnya, ada yang bisa membaca informasi itu dan ada yang tidak bisa membacanya. Atau, bahkan tak sedikit yang tidak mempedulikannya. Karena, mereka hanya sibuk membahas medianya, tetapi tak memperhatikan informasinya. Ibarat orang yang sibuk mengagumi indahnya kertas surat dan warna tinta, tetapi lupa membaca dan memahami pesan yang ditulis untuknya.

QS. Yusuf (12): 105
Dan banyak sekali tanda-tanda di langit dan di bumi yang mereka lalui, namun mereka berpaling darinya (tak mempedulikannya).

Kalimat KUN adalah sistem informasi yang mengurai menjadi berbagai ayat-ayat Allah di alam semesta. Menjadi miliaran peristiwa di langit maupun di Bumi. Mengendarai materi, mengendarai energi, mengendarai ruang dan waktu, agar bisa dibaca oleh makhluk hidup yang berkecerdasan ciptaan-Nya, diantaranya adalah jin dan manusia.

Merekalah makhluk yang memiliki ruh yang hidup dan menghidupkan. Dimana ruh itu juga berisi sistem informasi - sifat-sifat ilahiah - yang bisa menerjemahkan ‘rasa’ yang terkandung di dalam realitas alam semesta. Yang bisa merasa sedih, terharu dan bahagia. Yang bisa merasakan takjub, kagum dan terpesona. Serta, merasakan indahnya interaksi dengan Sang Penulis yang telah meng-create berjuta peristiwa di alam semesta untuknya. Bukan sekedar sibuk memahami materi dan energi yang entitas mati belaka.

QS. Luqman (31): 20
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untukmu segala yang di langit dan yang di bumi, serta menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penjelasan.

QS. Luqman (31): 29
Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

QS. An Nahl (16): 79
Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas.Tidak ada yang menahannya selain Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman.

QS. Luqman (31): 27
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh lautan (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat-kalimat Allah itu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Wallahu a’lam bissawab
~ salam ~

copas dari https://www.facebook.com/diskusi.tasawuf.modern
Surat Lintas Dimensi 4.5 5 eer 86 Tidak sedikit ayat Al Qur’an yang menginformasikan bahwa alam semesta ini sebenarnya tidak hanya terdiri dari satu ruang saja. Kitab suci i...


1 komentar:

Mohon komentarnya dengan bahasa yang sopan, terima kasih atas kunjungannya.