Khalifah lanjutan 1

 

 
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Shalawat dan salam kepada Baginda Rasullah Muhammad s.a.w
Ya Allah tunjukilah kami kejalan yang lurus
Mohon maaf...Mohon Ridha
KHALIFAH
Lanjutan 1
Pembahasan ke tujuh makna ciri tersebut sangatlah penting karena merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Tidak ada batas wilayah yang tidak dipunyai rakyat. Rakyat berperanan penting untuk mengelementasikan seluruh titah khalifah secara jahir, rakyat bisa berperan sebagai mata-mata sebagaimana yang tercantum dalam Firman Allah SWT  dalam Surah Al-A'raf 179 yang artinya :
"Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah."
(Al-Muyassar Al-Qur'an dan Terjemahnya).
 
Sepatutnya kita fungsikan mata, telinga, hidung dan lainnya sebagai mata-mata untuk menafsirkan kebesaran Allah swt.
Sering timbul pertanyaan mengapa lidah, tangan dan kaki mau bersaksi dihadapan Allah SWT tentang suatu perkara seperti yang tercantum dalam surah An-Nur 24 yang artinya :
"pada hari, (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan".
(Al-Muyassar Al-Qur'an dan Terjemahnya).
 
Mungkin saja akibat kesaksian tersebut menjerumuskan mereka juga kedalam neraka.....Aneh ? tetapi perlu kita dalami Sabda Rasulullah Muhammad saw yang artinya :
"Allah menciptakan Adam menyerupai Citra-Nya"
(Imam Al-Ghazali dalam Misykat Cahaya Cahaya-Muhammad Bagir)
 
Tidak ada keberanian kami untuk mengupas Hadist ini tetapi yang dapat kita rasakan bersama bahwa apabila timbul titah khalifah yang berupa niat maka tidak ada sedikitpun penolakan daripada rakyatnya berupa anggota badan. Rakyat sangat patuh dan tunduk terhadap titah khalifah. Apabila mata diperintahkan untuk melihat sesuatu maka pasti melihat, apabila kepala disuruh menengok ke kanan maka tidak bakalan dia menengok kekiri...begitulah...begitulah dan seterusnya.
Dalam khayalan pandangan kedepan... di persidangan kelak..Allah SWT memanggil si pulan bin si pulan...ditanyalah lidahnya..."Betulkah engkau berkata begini begitu pada detik sekian..jam sekian..hari sekian..tanggal-bulan dan tahun sekian?" maka dengan ketakutan lidah menjawab dengan jujurnya diakhiri perkataan" Ya Allah, hamba tidak kuasa untuk menolak perkataan yang dititahkan kepada hamba, sungguh Engkau Maha Mengetahui segala sesuatu."
 
Ditegaskan Allah SWT pula dalam surah Al-Isra 36, yang artinya :
"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui.Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya."
(Al-Muyassar Al-Qur'an dan Terjemahnya).
 
Makna ciri kekhalifahan selanjutnya adalah mempunyai pasukan untuk keamanan. Dalam diri dinamakan nafsu amarah sebagai komandannya. Nafsu amarah ini cenderung bersifat pemarah....keji, ganas dan bengis tetapi apabila dapat dikendalikan maka nafsu ini menjadi pelindung bagi kekhalifahan dan seluruh aktivitasnya. Syetan sebagai musuh seringkali menyerang nafsu amarah agar berlaku pemarah....keji, ganas dan bengis guna menyakiti dirinya atau lingkungannya.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa seorang laki-laki berkata,"Wahai Rasulullah, perintahkan aku dengan suatu amal perbuatan dan aku sedikit melakukannya."Nabi saw bersabda," Janganlah kamu marah." Orang itu mengulanginya lagi lalu Nabi saw bersabda lagi," Janganlah kamu marah."
(HR. Bukhari dalam Intisari Ihya' Ulumuddin Al-Ghazali, Mensucikan Jiwa -Sa'id Hawwa)
 
Firman Allah dalam surah Ali-Imran 134, yang artinya :
"(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,"
(Al-Muyassar Al-Qur'an dan Terjemahnya).
 
Begitu pentingnya penguasaan nafsu amarah ini, maka bisa kita umpamakan menurut sifat-sifatnya seperti anjing. Binatang ini dekat dengan manusia, banyak dipelihara orang karena apabila dilatih dengan rajin... dikuasai ...bisa tunduk dan patuh kepada tuannya, bisa menjaga tuannya dan menjaga apa yang diperintahkan oleh tuannya, tetapi apabila dibiarkan, tidak dilatih...tidak dikuasai maka berakibat fatal...akan bersifat liar...ganas..buas bahkan bisa mencelakakan tuannya sendiri.
Banyak Hadist yang berhubungan dengan anjing diantaranya adalah sebagai berikut :
 
Ibnu Umar ra. Berkata : "saya mendengar Rasulullah saw bersabda : "Barang siapa yang memelihara anjing selain anjing untuk berburu atau untuk menjaga ternak maka pahalanya akan dikurangi dua qirath setiap hari."
(HR. Bukhari-Muslim dalam 400 Hadist Pilihan -Drs. Muslich Shabir)
 
Anjing untuk berburu atau untuk menjaga ternak diperbolehkan dan itu menunjukkan bahwa anjing tersebut sudah dilatih dan tunduk pada tuannya.
 
Aisyah ra. Berkata : "Jibril as. Berjanji kepada Rasulullah saw. akan datang pada suatu saat, maka setelah tiba saat yang ditentukan itu Jibril belum juga datang." Aisyah berkata lagi : "Sambil meletakkan tongkat yang ada ditangannya beliau bersabda : "Allah dan utusan-utusan-Nya tidak mungkin menyelisihi janji," kemudian beliau menoleh tiba-tiba ada anak anjing di bawah ranjangnya, lantas beliau bersabda: "Kapan anjing itu masuk?" saya menjawab : "Demi Allah, saya tidak mengetahuinya." Maka beliau menyuruh untuk mengeluarkan anjing itu. Kemudian datanglah Jibril as., lantas Rasulullah saw. Bersabda : "Engkau telah berjanji dengan saya, saya telah lama duduk menanti engkau, tetapi engkau belum juga datang" kemudian Jibril menjawab : "Anjing yang berada di dalam rumahmu itulah yang mencegah saya untuk masuk. Sesungguhnya saya tidak akan masuk rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar."
(HR. Muslim dalam 400 Hadist Pilihan- Drs. Muslich Shabir)
 
Sungguh Islam itu tidak munafik, apa yang disuruh di zahir tetap sama dengan yang di bathin. Diharamkan memelihara anjing seperti Hadist diatas maka tentulah dilarang pula dalam diri ada sifat pemarah...buas, ganas dan bengis seperti sifat anjing..Harus ditundukkan menjadi patuh dan taat untuk menjaga kekhalifahan.
 
Tidak mungkin kekhalifahan bisa bertahan lama tanpa sandang pangan dan pengembangan keturunan. Dalam diri bisa dimaknakan sebagai nafsu syahwat (nafsu perut dan nafsu farji) sebagai komandannya. Urusan nafsu ini hanyalah sekitar perut dan farji yang cenderung bersifat loba, tamak, kikir, bakhil......mengumbar syahwat (farji) dan senang hal kotor lainnya. Syetan sangat senang menyerang atau mempengaruhi nafsu syahwat ini karena kecendrungannya tersebut. Nafsu ini sangat tercela dan dianjurkan untuk ditundukkan sebagaimana diterangkan dalam Al Qur'an dan Hadist :
Al Qur'an surah An-Nisa 128, yang artinya :
 "...walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir.."
(Al-Muyassar Al-Qur'an dan Terjemahnya).
 
Al Qur'an surah Ali-Imran 180, yang artinya :
"Dan jangan sekali-sekali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari Karunia-Nya, mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
(Al-Muyassar Al-Qur'an dan Terjemahnya).
 
"Tidak akan masuk sorga orang yang bakhil, penipu, pengkhianat dan orang yang berperingai buruk."
(HR. Ahmad dan Tirmidzi dalam Intisari Ihya' Ulumuddin Al-Ghazali, Mensucikan Jiwa Sa'id Hawwa)
 
"Siapa yang tiada ambil peduli dari (jalan) mana ia (mencari) makan, maka Allah pun tiada peduli dari pintu mana ia akan dimasukkan Neraka.
(Mutiara Hadist Qudsi -Syeikh Abdul Majied Al-Adawy)
 
Al Qur'an surah An-Nur 30, yang artinya :
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikan itu lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."
(Al-Muyassar Al-Qur'an dan Terjemahnya).
 
Menurut sifat-sifat nafsu syahwat tersebut bisa kita kita maknakan sebagai babi, hewan yang banyak dijumpai dan diternakkan disekeliling manusia.
Sifat babi yang tampak jelas adalah apabila terlambat diberi makan maka akan menjadi ribut...teriak..seruduk sana..seruduk sini...kerjanya hanya makan  dan kawin....yang pasti senang dengan yang kotor-kotor.
Babi haram dimakan oleh orang muslim, sebagaimana yang tercantum dalam Al Qur'an surah Al-Baqarah 173, yang artinya :
"Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan daging hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah........."
(Al-Muyassar Al-Qur'an dan Terjemahnya).
 
Al Qur'an surah Al-An'am 145, yang artinya :
"Katakanlah,"Tidak kudapati didalam apa yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin memakannya, kecuali daging hewan yang mati (bangkai), darah yang mengalir, daging babi-karena semua itu kotor......"
(Al-Muyassar Al-Qur'an dan Terjemahnya).
 
Dengan begitu sangat jelaslah bahwa babi diharamkan untuk dimakan bahkan meyentuh dagingnyapun tidak boleh, bagaimana kalau sifat-sifat babi yang cenderung bersifat loba, tamak, kikir, bakhil......mengumbar syahwat (farji) dan senang hal kotor lainnya di dalam diri selalu dituruti.
Pasti sangat dilarang sehingga haram dimakan pada jahir, haram pula ada pada bathin dan dilarang pula mendekati tempat-tempat yang kotor (maksiat).
 
Guna memudahkan pemahaman kita tentang nafsu-nafsu tersebut diatas, marilah kita lihat lagi Firman Allah SWT dalam Al Qur'an surah Al-A'raf 179, yang artinya :
"Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah."
(Al-Muyassar Al-Qur'an dan Terjemahnya).
 
"Lebih sesat lagi" bisa kita maknakan lebih rendah. Berarti lebih rendah dari hewan ternak.
 
Contoh pemahaman dalam khayalan-renungan :
Seorang Kepala Negara yang merupakan pemimpin tertinggi mempunyai pembantu. Semua perbuatan dan perkataannya selalu menuruti apa yang disarankan oleh pembantunya....tidak terkecuali apapun yang disuruh oleh pembantunya selalu dikerjakannya.
Secara harfiah Kepala Negara tersebut tetaplah seorang pemimpin dan pembantu tetaplah pembantu, tetapi pada hakekatnya pembantu tersebut lebih tinggi kedudukannya daripada Kepala Negara karena Kepala Negara selalu menuruti titah pembantunya.
 
Tidak ada bedanya apabila seorang khalifah selalu menuruti :
a.    Nafsu Amarah, menjadi pemarah....keji, ganas dan bengis seperti sifat anjing, sesungguhnya dia lebih rendah daripada anjing.
b.    Nafsu syahwat, menjadi loba, tamak, kikir, bakhil......mengumbar syahwat (farji) dan senang hal kotor lainnya seperti sifat babi, sesungguhnya dia lebih rendah daripada babi.
 
Sungguh Halus, Indah dan tegas Firman Allah dalam Al Qur'an yang hanya menyebutkan lebih sesat dari hewan ternak.
 
Musuh yang nyata bagi seorang khalifah adalah syetan yang terkutuk karena mempunyai sifat-sifat yang tercela, yang akan membawa ke jurang kehancuran...membawa kedalam neraka. Sifat utamanya adalah dengki yang akan membawa ke sifat kufur, was-was, panjang angan-angan, malas, cinta dunia dan sifat tercela lainnya.
Sabda Rasulullah Muhammad saw. yang artinya :
"Tiada seorangpun diantara kamu melainkan baginya ada seorang syetan!
Mereka (para sahabat) bertanya,"Dan Engkau juga ya Rasulullah?  Iya saya, hanya sesungguhnya Allah telah menolong saya untuk mengalahkan syetan, sehingga saya selamat dan syetanpun tidak memerintah melainkan perbuatan baik."
(HR. Muslim dalam Imam Ghazali -Rahasia Hati – Amien Noersyam)
 
Firman Allah WT dalam Al Qur'an surah Fatir 6, yang artinya :
"Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala."
(Al-Muyassar Al-Qur'an dan Terjemahnya).
 
Hal utama yang diserang syetan dalam diri khalifah adalah nafsunya, dipengaruhinya dengan berbagai cara, baik lewat cara perbuatan kejahatan/kezaliman maupun perbuatan baik. Apabila seorang khalifah sudah tunduk terhadap bujuk rayu syetan maka tak ubahnya dia telah menyembah syetan dan ini sudah diperingatkan oleh Allah SWT. Dalam surah Yasin 60, yang artinya :
"Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu,"
(Al-Muyassar Al-Qur'an dan Terjemahnya).
 
Untuk membantu khalifah supaya selalu dijalan yang lurus, didampingilah dia oleh Malaikat sebagai penasehatnya, yaitu Malaikat Mulhim. Malaikat ini selalu membisikkan kebenaran, menyuruh supaya berbuat baik...untuk selalu melaksanakan Perintah Alah SWT dan menjauhi Larangan-Nya.
 
Semua yang diciptakan selalu berpasang-pasangan : ada baik - ada buruk, ada dusta - ada jujur, ada pria - ada wanita...begitulah semuanya seperti yang tercantum dalam Firman Allah SWT. Surah Az-Zariyat 49, yang artinya :
"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah)."
(Al-Muyassar Al-Qur'an dan Terjemahnya).
 
Karena diciptakan berpasang-pasangan tersebut tentulah kalau ada musuh pasti ada penasehat, ada syetan pasti ada Malaikat seperti yang tertuang dalam sebuah Hadist :
"Nabi saw bersabda,"Di dalam hati itu ada dua langkah. Langkah dari Malaikat yang berupa menjanjikan kebaikan dan membenarkan yang haq, maka barang siapa yang menemukan sifat begitu, hendaklah ia tahu bahwa itu dari Allah yang Maha Suci dan hendaklah ia memuji Allah......"
(HR. Tirmidzi dalam Imam Ghazali -Rahasia Hati – Amien Noersyam)
 
Demikianlah sebagian makna khalifah yang dapat kami uraikan dan kami simpulkan berdasarkan 7 (tujuh) ciri-ciri atau syarat kekhalifahan bahwa semua manusia adalah khalifah, tidak memandang golongan, harta, jabatan atau agama yang dianutnya, baik jahat maupun baik.
Akhirnya tetap kita harus kembali kepada Firman Allah SWT  dalam Al Qur'an surah Al-Baqarah 30 yang artinya :
" Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,"Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata,"Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman," Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
(Al-Muyassar Al-Qur'an dan Terjemahnya).
Bersambung....
 
 
Khalifah lanjutan 1 4.5 5 Sabilal Rasyad   بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ Shalawat dan salam kepada Baginda Rasullah Muhammad s.a.w Ya Allah tunjukilah kami kejalan...


1 komentar:

Mohon komentarnya dengan bahasa yang sopan, terima kasih atas kunjungannya.