Phyton Alias Sawa
Rasa geli yang berlebihan mungkin salah satu penyebab kita kurang berani dengan hewan pekerja yang tak berkaki dan tak bertangan juga tak bersayap. Hewan melata ini sejak dahulu dipahami sebagai "kawan" petani. Dari namanya kita tahu ular sawa(h).
Keberadaan ular ini biasanya memang di sawah karena makanannya berada disana yaitu tikus. Ingat rantai makanan? Padi dimakan tikus, tikus dimakan ular, ular dimakan elang dan kita manusia memakan mulai dari padi sampai semuanya.
Meski kawan, ular bukanlah sahabat. Karenanya jauh dari istilah keluarga. Tapi belakangan hewan ini seperti halnya burung hantu mulai dimanfaatkan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Bila ada berita tentang phyton ini sering terungkap karena ukurannya yang dapat mencapai panjang belasan meter. Bahkan yang jadi berita bila memangsa hewan besar seperti kambing, babi bahkan manusia.
Kemampuan menelan ular memang termasuk ajaib. Hal ini disebabkan oleh rahang ular bagian bawah dengan bagian atas tulangnya terpisah. Maka dengan demikian dapat terbuka sangat lebar.
Sawa memerlukan makanan berupa tikus bergantung dari ukurannya. Makin besar makin banyak. Rata rata menghabiskan 6 sampai 10 ekor per kali sarapan dan istirahat sedikitnya 24 jam.
Kehebatan lain adalah ular sawa berukuran satu sampai dua meter mampu memburu tikus sampai ke sarangnya. Sehingga sering memangsa juga generasi tikus yang masih bayi. Ini penting karena tikus mirip babi, kelahiran pertama kembar (2) maka berikutnya berpeluang menjadi 2 x 2. Kelahiran ketiga menjadi 3 x 2. Maka mekanisme perburuan ular phyton kecil ini sangat efektif.
Di Kalimantan Selatan hewan ini sangat disukai kulitnya. Harga kulit ular sawa ditaksir berdasarkan lebar dan panjangnya. Tapi jangan salah kerusakan sedikit saja menurunkan harga sangat signifikan. Anda mau cari kulit ular sawa di Banjarmasin silakan dating ke Pecinan sekitar tempekong tepatnya antara jembatan Coen dan jembatan Sudirman (seberang HM Thahir square).
Dari tempat inilah dilakukan penyamakan kulit phyton dan dijual sudah menjadi barang setengah jadi.
kalo geli dengan ular, ada yang lebih geli lagi, naik pohon pinang ...
BalasHapusBila geli tapi pengen itu ngarannya geregetan
BalasHapus