REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sistem distribusi BBM di Kalimantan mengalami gejolak akibat kelangkaan yang terjadi dalam kurun waktu enam bulan terakhir. Minimnya kuota untuk Kalimantan menjadi penyebab utama terjadinya stagnasi dan kerugian ekonomi yang tinggi.
Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Ariffin, yang juga merupakan Ketua Forum Gubernur se-Kalimantan, menyatakan bahwa hasil pertemuan empat Gubernur se-Kalimantan sepakat tidak akan mengirim hasil tambang dari daerah masing-masing keluar daerah. Hal itu dilakukan jika pemerintah pusat tidak memenuhi permohonan penambahan kuota BBM bersubsidi.
Ini sejatinya bukan ancaman (bahasa banjar; rencana) tapi berupa nalar logis. Bisa jadi juga Bapak Ketua Forum sedang me "Alabio".
Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Ariffin, yang juga merupakan Ketua Forum Gubernur se-Kalimantan, menyatakan bahwa hasil pertemuan empat Gubernur se-Kalimantan sepakat tidak akan mengirim hasil tambang dari daerah masing-masing keluar daerah. Hal itu dilakukan jika pemerintah pusat tidak memenuhi permohonan penambahan kuota BBM bersubsidi.
Ini sejatinya bukan ancaman (bahasa banjar; rencana) tapi berupa nalar logis. Bisa jadi juga Bapak Ketua Forum sedang me "Alabio".
Bujur bah-ai
BalasHapusHah.. Ada lagi kah..?
BalasHapusHi im Om lah. Bubuhanya tu gayaan ja.
BalasHapus