Kerja Terpaksa

 

Analogi sangat sederhana
Petani RI dengan Negara RI

" Orang bilang Tanah kita – tanah surga.
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman"

Benarkah Negara kita Republik Indonesia ini belum kemana-mana perihal kesejahteraan rakyat banyak. Perihal layanan public seperti kesehatan dasar dan pendidikan. Perihal lapangan kerja dan pemenuhan kebutuhan utama sandang pangan dan perumahan. Perihal pekerjaan dan status harkat dan martabat sebagai manusia.

Apakah beban sebagai Negara dengan jumlah penduduk terbesar ke 4 sebagai penyebabnya. Mungkin juga karena kita Negara kepulauan yang mulai menjauhi air dan lebih dekat dengan teknologi darat dan udara yang mahal. Atau beragamnya suku dan kepercayaan kita kambing hitamkan. Bisa jadi kita terjebak pada konsep demokrasi yang semakin asyik dengan dirinya sendiri sehingga caci maki jadi pekerjaan. Boleh juga kita salahkan penjajah kenapa bukan Inggeris atau Perancis. Atau bencana alam karena letak geografis kita?

Jawaban atas soal ini sama banyaknya dengan jumlah kepada siapa kita bertanya. Lupakan dulu soal bangsa dan Negara, bukan pada batas kemampuan kita untuk menjawab tuntas.

Bernarkah petani kita di republic Indonesia ini belum kemana-mana perihal pengaturan harga komoditas? Perihal modal dan akses perbankan. Perihal kepastian hukum agraria yang lebih memihak pengusaha seperti Mesuji? Perihal kemampuan membaca pasar dan nilai tawar.

Pada kasus ini, kami petani sekaligus pengiat sebuah lembaga pengabdian dan pemberdayaan masyarakat perkenankan menyampaikan hasil pengamatan dan sedikit wawancara mendalam kepada para petani di Kabupaten Banjar dengan tiga kelompok utama. Petani pekebun karet di kecamatan Karang Intan, Petani padi di Kecamatan Martapura Barat dan petani yang hidup di kawasan yang lahannya dekat dengan lokasi tambang batu bara di kecamatan Pengaron dan Sungai Pinang. Untuk lokasi ketiga ketiga awal kegiatan petani umumnya bertanan padi lahan kering diselingi empon empon seperti kunyit dan jahe juga tanaman keras pisang dan sedikit karet.

Perkenankan kami memilah petani kita dengan dasar pokok kegiatan sebagai berikut : pertama yang hanya memiliki kegiatan pertanian, ini kelompok terbesar, kedua bertani dan berdagang, ketiga bertani sebagai hobby, bisa jadi pegawai negeri yang bertani, tentara atau polisi aktif dan pedagang serta karyawan swasta. Berdasarkan komoditas maka petani yang hobby 90% memilih komoditas perkebunan seperti karet dan tidak ditemukan pada komoditas padi. Bila berdasarkan lokasi pengamatan maka petani hobby ini terbanyak di Kecamatan Pengaron dan Sungai Pinang, kemudian Kecamatan Karang Intan.

Telaahan lebih jauh dapat menjelaskan bahwa; petani murni bertani sesuai dengan lingkungan tempat tinggal dan pengalamannya. Petani hobby memilih komoditas dan lokasi kegiatan pertaniannya. Lalu petani murni yang sekaligus pedagang – dalam hal ini pedagang produk pertanian dia dan lingkungannya sendiri, selalu hadir dalam setiap kelompok.

Ciri umum dari petani sekaligus pedagang produk pertanian ini adalah mereka menguasai sarana transportasi, info perdagangan dan modal. Biasa juga mereka sekaligus menjadi penyedia sarana produksi pertanian mulai dari pupuk sampai obat-obatan pengendali hama dan penyakit tanaman.

Perkenankan kami tarik kesimpulan bahwa jumlah petani terbesar adalah terpaksa menjadi petani. Bila dianalogkan dengan Negara RI yang katanya atau faktanya AGRARIS dengan keuntungan sinar matahari, hujan dan musim yang hanya dua. Adalah terpaksa sebagai Negara Agraris. Akibatnya segala kebijakan menjadi tidak berpijak di bumi-air Indonesia (unexciting) dan lalu menjadi mubajir.
Kerja Terpaksa 4.5 5 Ahmad Faisal Analogi sangat sederhana Petani RI dengan Negara RI " Orang bilang Tanah kita – tanah surga. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman" B...


6 komentar:

  1. mantappp....i like it....mmg level tulisannya sdh di atas rata2...

    BalasHapus
  2. Aku (tidak) terpaksa jadi petani bonsai

    BalasHapus
  3. Hubungan antara letak geografis, musim dan negara agraris = keterpaksaan?
    Mgkn awalnya "YA", mdh2an kelak manusia akan sadar dan berbenah (bahwa mereka tdk bisa makan uang)..

    BalasHapus
  4. Petani ideal?? Apa perpaduan dari semua bentuk yang ditawarkan.

    BalasHapus
  5. petani Ideal? sebuah pertanyaan yang harus dijawab bersama. Tidak mungkin menteri pertanian saja yang jawab sebab dia bukan PETANI.

    BalasHapus
  6. melibatkan petani ... ???Peduli petani or petani peduli!!inilah indonesia dalam realita.,

    BalasHapus

Mohon komentarnya dengan bahasa yang sopan, terima kasih atas kunjungannya.