Teknologi Tepat Ekonomi

 

LISTRIK BERTENAGA KAYU

WOOD PELLET kata inspirasi baru dari analogi kayu bakar.

Sejatinya kayu bakar yang menjadi sumber energy terbarukan sejak lama dikenal di Indonesia dan Negara Negara asia lainnya. Kayu bakar memegang peranan penting sampai hari ini di Indonesia setidaknya di Borneo.

Cilakanya kita sangat mengamini pandangan bahwa pemakaian kayu sebagai bahan bakar mengancam hutan dan selanjutnya mengganggu iklim dunia.

Mengapa hutan berkayu kita sering dirambah dan kayunya kemudian hilang berganti alang alang?

Secara alamiah kayu memiliki nilai ekonomis tertinggi adalah saat dapat dimanfaatkan sebagai kayu pertukangan (sawntimber). Untuk mencapai nilai tersebut dibutuhkan waktu sedikitnya lebih dari sepuluh tahun (riap tahunan dikali tahun masa tumbuh).

Terdapat kontradiktif bila kita bermaksud mendapatkan kayu pertukangan dari hasil budidaya atau penanaman (HTI dan atau HTR). Yaitu kayu pertukangan mensyaratkan diameter batang cukup besar agar hasil penggergajian merupakan pemotongan yang tegak lurus pusat lingkaran batang kayu (log). Dengan demikian terhindar dari kemungkinan melengkung mengikuti panjang kayu. Singkatnya dalam bahasa Banjar bukan kayu panguran.

Selanjutnya kayu pertukangan menghendaki panjang log yang tanpa sambungan. Makin panjang makin bernilai dan bebas cabang.

Agar kayu bertumbuh besar ke samping (diameter batang) maka dibutuhkan asupan hara melalui media tanah dan ketersediaan air yang memadai. Juga diperlukan ruang agar sinar matahari sebagai sumber energy terjadinya fotosintesis.

Agar kayu bertumbuh ke atas dan bebas cabang (tinggi dan lurus) maka dibutuhkan kerapatan tanaman yang berarti harus ditanam berdekatan. Ini akan terjadi persaingan makanan di bagian perakaran dan persaingan sinar matahari dibagian tajuk. Hasilnya adalah pertumbuhan diameter akan terhambat.

Lalu hutan alam toh menyediakan kayu dengan kualitas prima untuk pertukangan? Benar tapi waktu yang dibutuhkan menjadi lebih dari 25 tahun. Jenis tertentu malah ratusan (tahun). Balam skala usaha atau bisnis waktu adalah factor sangat penting karena industry bahan substitusi bisa saja telah berhasil menggeser nilai ke ekonomis an kayu.

Awal tahun 2011, kami diperkenalkan dengan Wood Pellet untuk dibuat di Banua. Ya memang betul adalah kayu dalam bentuk pellet seperti pakan ikan atau pakan ayam.

Bagi Negara tak berhutan wood pellet dibuat dari serbuk kayu atau limbah industry kayu yang dipadatkan. Bagi kita dapat juga dibuat dari kayu hasil rekayasa budidaya kayu agar didapat kombinasi kayu yang mantap untuk sawntimber. Tu bi kuntinue (produksi dan pemasaran)

Teknologi Tepat Ekonomi 4.5 5 Ahmad Faisal LISTRIK BERTENAGA KAYU WOOD PELLET kata inspirasi baru dari analogi kayu bakar. Sejatinya kayu bakar yang menjadi sumber energy terbaruk...


3 komentar:

  1. nah sinetron... basambung jua kalinya

    BalasHapus
  2. sabar ja.. kita tunggu sambungannya.. pinanya senagaja sidin supaya kita penasaran,..dan memang penasaran diulahnya.

    BalasHapus

Mohon komentarnya dengan bahasa yang sopan, terima kasih atas kunjungannya.