Lomba Mendirikan Telur Raih Rekor MURI
Medan: Lomba bak cang atau kompetisi mendirikan telur mencatatkan diri di buku Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI). Lomba tersebut digelar dalam rangka Festival Peh Cun yang digelar di Kota Medan, Sumatra Utara, Sabtu (30/6).
Peh Cun di kalangan Tionghoa-Indonesia adalah salah satu festival penting dalam kebudayaan dan sejarah Cina. Peh Cun adalah dialek Hokkian untuk kata pachuan (Hanzi: 扒船, bahasa Indonesia: mendayung. perahu). Pada tahun 2012 Masehi atau bertepatan dengan kalender Tiongkok adalah tahun 2563 Peh Cun Festival jatuh pada tanggal 23 Juni hari Sabtu.
Acara diikuti puluhan peserta dari Indonesia, Malaysia, China, dan Singapura. Mereka berlomba mendirikan telur di luar Gedung Serba Guna (GSG), Jalan Pancing, Medan, Sumatara Utara. Total, ada sebanyak 999 telur berhasil didirikan. Catatan tersebut langsung masuk dalam rekor MURI. Sertifikat Rekor MURI pun diserahkan kepada Wakil Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin S.
Lomba bak cang dalam Festival Peh Cun diadakan setiap tanggal kelima dan bulan lima dalam kalender Tionghua. Pada tanggal tersebut setiap tahunnya, antara pukul 11.00 hingga 12.00 WIB, telur dapat berdiri tegak lurus. Sebab, posisi matahari berada tepat di garis tengah langit. Hal tersebut dapat menimbulkan gaya grafitasi lurus.
Panitia Festival Peh Cun tidak hanya menggelar sejumlah kegiatan dari budaya Tionghua. Mereka juga menampilkan tarian khas lokal Sumatra Utara, seperti tarian Melayu, Batak Toba, Mandailing dan Nias. Festival Peh Cun diyakini dapat membantu pelestarian berbagai budaya yang tumbuh di tengah masyarakat Medan. Serta dapat menjadi modal utama untuk menjual potensi parawisata Medan ke kancah internasional. (Muhamad Zulfah dan Ahmad Faisal) disarikan dari Metrotvnews.com,
Acara diikuti puluhan peserta dari Indonesia, Malaysia, China, dan Singapura. Mereka berlomba mendirikan telur di luar Gedung Serba Guna (GSG), Jalan Pancing, Medan, Sumatara Utara. Total, ada sebanyak 999 telur berhasil didirikan. Catatan tersebut langsung masuk dalam rekor MURI. Sertifikat Rekor MURI pun diserahkan kepada Wakil Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin S.
Lomba bak cang dalam Festival Peh Cun diadakan setiap tanggal kelima dan bulan lima dalam kalender Tionghua. Pada tanggal tersebut setiap tahunnya, antara pukul 11.00 hingga 12.00 WIB, telur dapat berdiri tegak lurus. Sebab, posisi matahari berada tepat di garis tengah langit. Hal tersebut dapat menimbulkan gaya grafitasi lurus.
Panitia Festival Peh Cun tidak hanya menggelar sejumlah kegiatan dari budaya Tionghua. Mereka juga menampilkan tarian khas lokal Sumatra Utara, seperti tarian Melayu, Batak Toba, Mandailing dan Nias. Festival Peh Cun diyakini dapat membantu pelestarian berbagai budaya yang tumbuh di tengah masyarakat Medan. Serta dapat menjadi modal utama untuk menjual potensi parawisata Medan ke kancah internasional. (Muhamad Zulfah dan Ahmad Faisal) disarikan dari Metrotvnews.com,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon komentarnya dengan bahasa yang sopan, terima kasih atas kunjungannya.