Pilkada dan hikmah Khulafaur Rasyidin

 

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Shalawat dan salam kepada Baginda Rasulullah Muhammad s.a.w
Ya Allah tunjukilah kami kejalan yang lurus
Mohon maaf...Mohon Ridha

Pesta demokrasi lima tahunan sudah didepan mata. Namanya pesta tentulah berkonotasi dengan megah, meriah, uang berlimpah dan tidak sedikit orang yang salah tingkah. Tetapi yang namanya pesta demokrasi hanyalah untuk memilih wakil rakyat ataupun pemimpin bangsa yang konon katanya sangat menentukan arah dan tujuan negara kita.
Memilih wakil rakyat ataupun pemimpin dengan skop yang lebih kecil hampir diadakan setiap minggu di negara kita tercinta ini, entah ditingkat propinsi ataupun kabupaten/kotamadya. Dalam setiap minggu tersebut, visi dan misi selalu ujung-ujungnya menyejahterakan masyarakat baik di kota maupun di desa. Setelah wakil rakyat ataupun pemimpin terpilih, tetap saja ketimpangan sosial ataupun ketimpangan-ketimpangan disektor lainnya terjadi. Apakah visi dan misi yang dislogankan dulu susah atau tidak sepenuhnya dijalankan. Untuk menjawab hal tersebut sebaiknya kita bercermin dulu kepada sekelumit hikmah Khulafaur Rasyidin yang dapat menjadi rujukan bagi wakil rakyat ataupun pemimpin umumnya dan diri pribadi kita khususnya.
Istilah Khulafaur Rasyidin merujuk kepada empat orang khalifah pertama dalam Islam sepeninggal Baginda Rasulullah saw. Urutan Khalifah tersebut yakni : Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan dan Ali ibn Abi Thalib. Mengapa urutannya ditentukan Allah SWT. demikian, padahal menurut Imam Ahmad bin Hanbal urutan keutamaan adalah Ali ibn Abi Thalib, Abubakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab dan barulah Ustman bin Affan. Belum lagi menurut Hadist Ghadir Khum.
Urutan Khulafaur Rasyidin yang demikian tentulah mengandung hikmah yang tiada tara bagi umat Islam, seperti Firman Allah SWT dalam surah Al-Furqan, ayat 2 yang artinya "Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai anak, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya) dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat." (Al-Muyassar Al-Qur'an dan Terjemahnya).

Sedikit hikmah dari urutan Khulafaur Rasyidin adalah :

Abu Bakar ash-Shiddiq
Yang paling utama dan menonjol dari beliau adalah kejujurannya, sehingga jujur adalah sifat yang mutlak dan harus pada setiap insan. Kejujuran akan membawa kepada sifat amanah, dapat dipercaya dan pastilah orang yang jujur adalah orang yang cerdik dan bukan orang yang licik.
Dijaman Rasulullah pernah datang seorang arab badui ingin dinasehati. Yang Beliau perintahkan adalah berkata dan berbuat jujur saja, bukan menyuruh shalat, puasa ataupun lainnya, karena orang yang rajin shalat, rajin puasa, dua kali naik haji dan lainnya, belum tentu orang yang jujur, tetapi orang yang jujur pastilah dia akan melaksanakan semua perintah Allah SWT dan menjauhi yang dilarang-Nya.
Firman Allah SWT. dalam surah At-Taubah ayat 119, yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar."  (Al-Muyassar Al-Qur'an dan Terjemahnya).

Dalam sahih Bukhari dan muslim, Rasulullah saw. telah bersabda, "Tanda orang munafik itu ada tiga: bila bicara dia dusta, bila berjanji dia mengingkari, dan bila diberi amanah dia mengkhianati.

Umar bin Khattab
Yang paling utama dan menonjol dari beliau adalah ketegasannya tentang yang haq dan yang bathil.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap insan hendaklah dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil, yang baik dan yang buruk, seperti Firman Allah SWT. dalam surah Al-Baqarah ayat 42, yang artinya " Dan janganlah kamu mencampuradukkan kebenaran dengan kebathilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya." (Al-Muyassar Al-Qur'an dan Terjemahnya).

Ustman bin Affan
Beliau sangatlah dermawan lagi mencintai keluarga dan sanak famili yang sejalan dengan Firman Allah SWT. dalam surah An-Nisaa ayat 36 yang artinya " Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri." (Al-Muyassar Al-Qur'an dan Terjemahnya).
Lebih memilih keluarga atau teman daripada orang lain untuk memangku suatu jabatan sangat dianjurkan sekali dengan catatan bahwa dalam memilih harus bersikap jujur, pemilihan berdasarkan kemampuan/kecakapan dan lainnya.
Misalkan seorang bupati ingin memilih Kadishut antara seorang keluarganya dan orang lain. Setelah dilakukan penyeleksian dari berbagai aspek bahwa ternyata keduanya mempunyai total nilai yang sama maka sang bupati lebih baik memilih keluarganya saja.

Ali ibn Abi Thalib
Rasulullah saw. telah bersabda " Aku adalah gudang ilmu sedangkan Ali adalah pintunya.." ( HR. Al-Tirmidz ).
Setelah seorang insan melaksanakan serangkaian aktivitas sehari-hari dengan jujur, tegas dalam membedakan yang haq dan yang bathil serta dermawan dan kasih sayang seperti yang tercantum dalam surah An-Nisaa ayat 36 tersebut, maka sampailah dia ke pintu gudang ilmu ketuhanan.
Didalam gudang ilmu ketuhanan tersebut terdapat  bermacam-macam ilmu dengan hikmahnya dan Allah Maha Mengetahui ilmu yang mana yang sesuai dengan hambanya.
Apabila kita meminta ijin kepada penjaga pintu untuk masuk kedalam gudang ilmu ketuhanan maka niscaya ilmu yang akan kita dapatkan adalah ilmu yang berisi dan bukan ilmu yang hampa.
Contoh kedua ilmu tersebut seperti dua rumpun tanaman padi yang masing-masing tumbuh subur dan berbuah lebat dengan warna kuning keemasan. Rumpun yang satu semua buah berisi beras sedangkan yang satunya ternyata tiada isi (hampa).
Untuk sempurnanya ma'rifat kepada Allah SWT (seperti buah yang berisi) adalah mutlak mencintai ahlul-bait, mengingat Firman Allah SWT. dalam surah Huud ayat 73, yang artinya " Mereka (para malaikat) berkata,"Mengapa kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (itu adalah) rahmat dan berkah Allah, dicurahkan kepada kamu wahai ahlul-bait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji, Maha Pengasih." (Al-Muyassar Al-Qur'an dan Terjemahnya).
Untuk mempertebal keyakinan tentang mencintai ahlul-bait, marilah kita renungkan makna bacaan Tahiyat Akhir yang selalu kita panjatkan ketika shalat.

Wassalam
Pilkada dan hikmah Khulafaur Rasyidin 4.5 5 Sabilal Rasyad بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ Shalawat dan salam kepada Baginda Rasulullah Muhammad s.a.w Ya Allah tunjukilah kami kejalan ya...


4 komentar:

Mohon komentarnya dengan bahasa yang sopan, terima kasih atas kunjungannya.