1. Harganya 100 jutaan rupiah, mestinya dapat setengahnya di India dengan fitur dan fasilitas yang sekelas.
2. Diperuntukan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Sejatinya keluarga miskin masih sibuk soal kontrak rumah. Jauh dari masalah mobil.
3. Pengalihan isu buruknya transportasi umum, dari segi kualitas layanan, keamanan dan kenyamanan, jangkauan dan juga tarif.
4. Ramah lingkungan, namun masih juga pakai BBM
5. Irit yakni 20 km untuk satu liter BBM, ini akan jauh lebih banyak konsumsinya terutama bila macet seperti di Jakarta. Sebagai catatan sampai hari ini permintaan tertinggi dari ibukota.
6. Emisi melalui knalpot akan makin membebani udara karena dihasilkan oleh lebih banyak mobil lagi.
7. Menjebak alias melemparkannya persoalan kemacetan Jakarta atas nama masyarakat menengah ke bawah.
8. Bisa mengeliminasi kehadiran mobil nasional.
9. Menguras energi ekonomi nasional yang harusnya menekan impor.
Disarikan dari berbagai sumber seperti Lembaga Konsumen Indonesia dan pandangan para ahli transportasi dan Dewan Ekonomi Nasioanl.
negeri kita memang unik, mobil murah protes, bawang mahal protes, aurat murah... sip
BalasHapusFakta atau, pemimpin negeri para pengambil keputusan dapat silih berganti. Tapi aku sebagai rakyat kada kawa berganti.
Hapusfakta baru: kecelakaan maut mobil akhir-akhir ini disebabkan jalan yang kurang macet, jadi turunkan lagi harga mobil, dijamin kecelakaan maut akan berkurang, hahaha
HapusNah itu dia, nomor satu bisa dijalan.
Hapusilustrasinya makin mantap, anda sudah memasuki zona bahaya sebuah hobi, hehehe
BalasHapusSP 2 perihal zona berbahaya sebuah hobby.
BalasHapusBagus jua tuh dikampanyekan musimnya nih, bamumurahan atau saraba murah: murah senyum lihat tuh dibanyak sudut kampung senyum sidin ta angkat sampai katalinga, murah hati rajin manyumbang kalender tahun depan padahal lawas lagi, he...he.
BalasHapusKayaknya ada hubungan dengan itu semua
Hapus