Sembilan belas tahun adalah waktu yang cukup untuk sebuah perubahan fisik dan maknawi. Pada waktu itu musik life adalah ciri khas yang selalu ku kenang.
Meski luasnya beda jauh bandara Kuala Lumpur memiliki kesamaan tata letak pada fungsi check in.
Lalu kita bandingkan dengan Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin di Banjarbaru. Sembilan belas tahun adalah waktu yang pendek untuk perubahannya.
Bila mau dilihat sebagai persamaan adalah BAAMPARnya calon penumpang di pagi hari. Berbaring bergeletakan menunggu dimulainya aktivitas pagi hari. Tiduran lalu taguringan.
Kami menyampaikan masukan sebagai eja wantah dari Berfikir Bebas Melintas Batas bila pihak berkompeten jadi melaksanakan perubahan pada Bandara Syamsudin Noor .
Parkir manusia ini tidak bisa kita hindari karena jam pemberangkatan pagi hari harus dipersiapkan sejak malam menjelang sahur. Alamiah bila banyak calon penumpang memilih datang awal karena itu jua dianjurkan oleh maskapai penerbangan.
Tidak harus seperti wisma atau penginapan sebab bisa jadi mal fungsi. Cukup sebuah kawasan terbuka namun manusiawi dimana badan berbaring bukan di lantai. Bukan pula di bangku atau kursi. Tapi sebuah AMBIN yang membuat calon penumpang diperlakukan lebih bermartabat. Kenyamanan dan keamanan di bandara selama ini sangat baik.
Demikian oleh oleh dari Makassar
kita tunggu kebijakan pemerintah tentang pesawat pribadi murah (banar), agar ada alternatif yang lebih manusiawi (bagi yang mampu)
BalasHapusApa kita rebut, menunggu pina pasif banar
BalasHapusayo angkasa pura..kah? Pemda? Kah...atau serahkan ke lainkah??
BalasHapusIde harus diperjuangkan oleh kita. Pelaksananya siapa saja boleh
Hapus