Nuryadi, salah satu warga Tanjung Laut menjelaskan, sejak pukul 08.30 Wita, warna air sungai menuju laut itu sudah berubah menjadi oranye. Semakin siang, warnanya semakin pekat atau persis seperti darah.
“Warnanya makin terlihat waktu air pasang. Banyak yang mengira air itu limbah dari perusahaan-perusahaan besar yang ada di Bontang. Tapi kenapa air bisa merah semua tanpa bau, seperti tanda-tanda mau kiamat,” katanya, Selasa (11/2/2014).
Lain halnya dengan Meriyati, warga Jalan Soekarno Hatta, Tanjung Laut. Dia malah berinisiatif mengambil air tersebut. Dia mengira air itu berkah dari Tuhan, sehingga dapat diabadikan atau dijadikan azimat.
“Saya mau ambil air ini untuk berjaga-jaga. Siapa tahu bisa dijadikan penangkal bala. Kapan lagi, Bontang punya air sungai yang warnanya merah,” katanya.
Karena fenomena tersebut, seharian Tanjung Laut berubah seperti wisata air. Banyak warga berbondong-bondong melihat kejadian aneh tersebut. Mereka juga ada yang membawa keluarga. Hal ini juga membuat aparat kepolisian bingung. Pasalnya sebagian warga ada yang ketakutan, tetapi sisanya malah ada yang main-main di dekat sungai itu.
“Warga ada yang penasaran, tapi ada juga yang ketakutan. Awalnya (warna merah) tidak terlalu mencolok, terlihat jelas baru sore hari karena air laut pasang, sehingga warga yang kebetulan melewati jembatan, langsung berhenti karena merasa aneh dengan perubahan warna air laut yang menjadi merah pekat merata di sepanjang aliran air sungai di lokasi tersebut,” ungkap salah seorang anggota polisi yang berjaga.
Penulis | : Kontributor Samarinda, Yovanda Noni |
wah.. mantap sbg objek foto
BalasHapusSip TU sekaligus reporter awSatu
HapusSakalinya CAT nang tabalik...
BalasHapusWah catnya berapa ton lah?
BalasHapusJar di koran pa ai ada masyarakat yg melakukan pencucian drum bekas..tempat zat pewarna pupuk..kaltim?!
BalasHapus