Mudah-mudahan tulisan yang dicomot dari "Suara Karya Online" ini dapat memberikan inspirasi dan bahan perenungan buat kita bersama. Apakah benar Indonesia telah menjadi Negara Bayaran? sehingga arah keberpihakan kebijakan tidak terlalu banyak yang dapat menyentuh kebutuhan rakyat secara mendasar? Ataukah begitu banyak yang melenceng dari aturan dan landasan operasionalnya? Harap dibaca tulisannya di bawah yang menjadi Hot Topics Wasaka hari ini:
JAKARTA (Suara Karya): Tokoh nasional perubahan, Rizal Ramli, menilai Indonesia sudah menjadi negara bayaran. Oknum penguasa dan oknum aparat keamanan bekerja berdasarkan kepentingan siapa saja yang mampu membayar. Hal ini tidak bisa dibiarkan dan harus dihentikan segera.
Hal itu disampaikan Rizal Ramli saat berbicara pada pemberian gelar sarjana kehormatan bagi Sondang Hutagalung-mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK) yang melakukan aksi bakar diri saat demonstrasi di depan Istana Negara pada 7 Desember lalu-di Jakarta, Selasa (20/12).
"Dulu, para pendiri bangsa berjuang, berkorban, dan membangun negara yang berdaulat untuk menyejahterakan rakyat. Tapi, apa yang kini dilakukan negara dan aparat keamanan sungguh sangat keterlaluan. Apa yang kini terjadi pada negeri ini sama sekali tidak sesuai dengan cita-cita Bung Karno dan para pahlawan. Kita harus menghentikan hal ini secepatnya," tutur Rizal Ramli yang juga Ketua Dewan Kurator UBK.
Terkait itu, Rizal Ramli menyatakan, pihaknya akan menuntut oknum aparat kepolisian yang telah bertindak represif terhadap para mahasiswa yang melakukan aksi solidaritas untuk Sondang Hutagalung. Diharapkan, tindakan represif polisi semacam itu tidak terjadi lagi di masa depan.
"Kami sedang menyiapkan tim untuk menggugat pihak kepolisian yang bertindak tidak profesional. Mereka menyerang secara represif seperti orang gila terhadap mahasiswa UBK yang melakukan aksi solidaritas atas kepergian Sondang Hutagalung," kata Rizal.
Rizal berpendapat, tindakan represif aparat kepolisian terhadap mahasiswa merupakan bentuk kekhawatiran para penguasa yang takut lengser dari kekuasaan. "Ini merupakan bukti ketakutan penguasa kita untuk dilengserkan dari kursi jabatannya. Apa pun dilakukan termasuk tindak kekerasan. Apakah pantas polisi menendang?" ucapnya.
Bagi Rizal, Sondang merupakan pahlawan yang rela mengorbankan dirinya demi perubahan Indonesia yang lebih baik. "Sondang adalah patriot untuk perubahan karena negara kita ini makin ribet, enggak jelas keberpihakannya," ujarnya.
Rizal menegaskan, pihaknya sangat kecewa atas sikap aparat kepolisian yang tidak profesional dalam menangani Sondang dan sengaja mengaburkan peristiwa itu.
"Kami dari kurator yayasan sangat prihatin atas tindakan polisi. Belum dapat informasi yang akurat sudah mengumumkan bahwa pelaku bakar diri adalah orang stres, orang gila atau orang karena narkoba. Ini bukan sikap polisi yang profesional. Tindakannya sangat melecehkan," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, pihak rektorat UBK juga meresmikan ruang peradilan semu di Fakultas Hukum UBK dengan nama Ruang Sondang Hutagalung. Ruang peradilan semu merupakan ruang praktikum atau ruang tempat melakukan simulasi persidangan bagi mahasiswa tingkat akhir guna mencapai kelulusan. Ruang itu diresmikan langsung oleh Ketua Yayasan UBK Rahmawati Soekarnoputri didampingi jajaran rektorat kampus UBK. Peresmian ditandai dengan pembunyian sirene dan pembukaan tirai papan nama.
Penamaan ruang Sondang Hutagalung, menurut mantan Menteri Koordinator Perekonomian era Abdurrahman Wahid itu, diharapkan bisa menjadi "pengingat" bagi mahasiswa UBK bahwa hukum bukanlah persoalan peraturan semata, melainkan juga terkait dengan rasa keadilan.
"Hukum bukan soal aturan saja, tapi juga soal keadilan dan keberpihakan terhadap kebenaran," kata Rizal Ramli menegaskan.
Tentang pemberian gelar sarjana kehormatan bagi Sondang Hutagalung, Pembantu Rektor III UBK Daniel Sanda menjelaskan, Sondang berhak mendapat penghargaan itu karena dinilai telah memperjuangkan spirit perubahan atau pembaruan sosial. Perjuangan Sondang termasuk gerakan moral dengan maksud pembaruan total kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan.
"Pemberian gelar sarjana kehormatan untuk Sondang sudah melalui pertimbangan Yayasan dan Rektorat UBK," kata Daniel Sanda seraya menambahkan bahwa dari sisi akademis, Sondang juga memiliki prestasi yang sangat baik dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) di atas 3.
Gelar sarjana kehormatan itu pada Selasa (20/12) siang diantarkan dan diserahkan langsung ke rumah orangtua Sondang di Bekasi bersama-sama sivitas akademika UBK. (Tri Wahyuni)
Judul Asli : Rizal: Indonesia Telah Menjadi Negara Bayaran
Sumber : http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=293444
JAKARTA (Suara Karya): Tokoh nasional perubahan, Rizal Ramli, menilai Indonesia sudah menjadi negara bayaran. Oknum penguasa dan oknum aparat keamanan bekerja berdasarkan kepentingan siapa saja yang mampu membayar. Hal ini tidak bisa dibiarkan dan harus dihentikan segera.
Hal itu disampaikan Rizal Ramli saat berbicara pada pemberian gelar sarjana kehormatan bagi Sondang Hutagalung-mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK) yang melakukan aksi bakar diri saat demonstrasi di depan Istana Negara pada 7 Desember lalu-di Jakarta, Selasa (20/12).
"Dulu, para pendiri bangsa berjuang, berkorban, dan membangun negara yang berdaulat untuk menyejahterakan rakyat. Tapi, apa yang kini dilakukan negara dan aparat keamanan sungguh sangat keterlaluan. Apa yang kini terjadi pada negeri ini sama sekali tidak sesuai dengan cita-cita Bung Karno dan para pahlawan. Kita harus menghentikan hal ini secepatnya," tutur Rizal Ramli yang juga Ketua Dewan Kurator UBK.
Terkait itu, Rizal Ramli menyatakan, pihaknya akan menuntut oknum aparat kepolisian yang telah bertindak represif terhadap para mahasiswa yang melakukan aksi solidaritas untuk Sondang Hutagalung. Diharapkan, tindakan represif polisi semacam itu tidak terjadi lagi di masa depan.
"Kami sedang menyiapkan tim untuk menggugat pihak kepolisian yang bertindak tidak profesional. Mereka menyerang secara represif seperti orang gila terhadap mahasiswa UBK yang melakukan aksi solidaritas atas kepergian Sondang Hutagalung," kata Rizal.
Rizal berpendapat, tindakan represif aparat kepolisian terhadap mahasiswa merupakan bentuk kekhawatiran para penguasa yang takut lengser dari kekuasaan. "Ini merupakan bukti ketakutan penguasa kita untuk dilengserkan dari kursi jabatannya. Apa pun dilakukan termasuk tindak kekerasan. Apakah pantas polisi menendang?" ucapnya.
Bagi Rizal, Sondang merupakan pahlawan yang rela mengorbankan dirinya demi perubahan Indonesia yang lebih baik. "Sondang adalah patriot untuk perubahan karena negara kita ini makin ribet, enggak jelas keberpihakannya," ujarnya.
Rizal menegaskan, pihaknya sangat kecewa atas sikap aparat kepolisian yang tidak profesional dalam menangani Sondang dan sengaja mengaburkan peristiwa itu.
"Kami dari kurator yayasan sangat prihatin atas tindakan polisi. Belum dapat informasi yang akurat sudah mengumumkan bahwa pelaku bakar diri adalah orang stres, orang gila atau orang karena narkoba. Ini bukan sikap polisi yang profesional. Tindakannya sangat melecehkan," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, pihak rektorat UBK juga meresmikan ruang peradilan semu di Fakultas Hukum UBK dengan nama Ruang Sondang Hutagalung. Ruang peradilan semu merupakan ruang praktikum atau ruang tempat melakukan simulasi persidangan bagi mahasiswa tingkat akhir guna mencapai kelulusan. Ruang itu diresmikan langsung oleh Ketua Yayasan UBK Rahmawati Soekarnoputri didampingi jajaran rektorat kampus UBK. Peresmian ditandai dengan pembunyian sirene dan pembukaan tirai papan nama.
Penamaan ruang Sondang Hutagalung, menurut mantan Menteri Koordinator Perekonomian era Abdurrahman Wahid itu, diharapkan bisa menjadi "pengingat" bagi mahasiswa UBK bahwa hukum bukanlah persoalan peraturan semata, melainkan juga terkait dengan rasa keadilan.
"Hukum bukan soal aturan saja, tapi juga soal keadilan dan keberpihakan terhadap kebenaran," kata Rizal Ramli menegaskan.
Tentang pemberian gelar sarjana kehormatan bagi Sondang Hutagalung, Pembantu Rektor III UBK Daniel Sanda menjelaskan, Sondang berhak mendapat penghargaan itu karena dinilai telah memperjuangkan spirit perubahan atau pembaruan sosial. Perjuangan Sondang termasuk gerakan moral dengan maksud pembaruan total kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan.
"Pemberian gelar sarjana kehormatan untuk Sondang sudah melalui pertimbangan Yayasan dan Rektorat UBK," kata Daniel Sanda seraya menambahkan bahwa dari sisi akademis, Sondang juga memiliki prestasi yang sangat baik dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) di atas 3.
Gelar sarjana kehormatan itu pada Selasa (20/12) siang diantarkan dan diserahkan langsung ke rumah orangtua Sondang di Bekasi bersama-sama sivitas akademika UBK. (Tri Wahyuni)
Judul Asli : Rizal: Indonesia Telah Menjadi Negara Bayaran
Sumber : http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=293444
Om, kutipan beritanya, kayanya kada nyambung deh dengan judulnya juga terlalu propokatif dan sepihak.
BalasHapus@Fahmi : berita sesuai LINK aslinya..Mengenai JUDUL makanya kami menggunakan "?" kr ada sedikit ganjalan rasaganjalan,utk lbk jelas klik aja Link paling bawah
BalasHapus