Mekkah al mukarramah adalah tempat berpautnya hati kaum muslimin, kiblatnya orang-orang shalat, tujuan para jamaah haji dan umrah. "sesungguhnya rumah yang mula-mula di bangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia". (Ali Imran :96).
Namun kita kali ini ingin berbagi sebagian kisah orang-orang banua yang bermukim dan bekerja mencari rejeki di tanah Haram. Bermula ssetelah kami tiba di Mekkah dari Madinah, kami menelpon saudara sepupu dari istri untuk bertemu, yaitu Kak Basiah dan kitapun bercakap-cakap di loby hotel setelah itu kita menyerahkan titipan oleh-oleh dari mama ditanah air. Oleh-oleh ini kita sebut sangat istimewa yaitu 'Mandai Tiwadak'. Kak Basiah, orang banua asli dari Astambul tinggal di Mekkah sudah dua puluh tahunan dan juga sudah mempunyai 'igamah' dengan usia sidin 50 tahunan bekerja sebagai pendamping lokal bagi ibu-ibu penziarah/berumrah dan berbelanja, bila musim haji juga menerima 'jasa mahajikan orang lain'. Orang banua lainnya yang kita temui yaitu Bapak Fadli (30 Th) katannya berasal dari Kuin Bajarmasin bekerja di Mekkah baru 3 bulanan. Bertemu dengan bapak Fadli ini saat kita melaksanakan Sa'i di lantai bawah. Pada saat kita merasa kelelahan dan ingin minum zam-zam, di saat itulah kita bertegur sapa. dengan bapak Fadli sebagai petugas Cleaning Service masjidil Haram di wilayah Pasa'ian, kerjanya dengan sistem bergilir per-8jam. Orang banua lainnya adalah Asiah (35 th) sudah berkeluarga dengan satu anak, pekerjaan sebagai 'ojek kusi roda' atau pendamping orang-orang tua yang tidak kuat berjalan melaksanakan tawaf dan sa'i maka Ibu Asiah inilah yang membantu dengan mengunakan kursi roda untuk melaksanakan umrah.tersebut. dengan upah 300 Real Saudi, katanya di musim umrah ini hampir setiap hari ada saja yang menggunakan jasanya dari orang-orang banua dan dari orang malaysia. . Kita tanyakan juga kepada mereka bagaimana keadaan tempat tinggalnya, jawaban hampir sama bahwa tempat tinggal mereka saat ini cukup jauh dari kawasan Masjidil Haram hal karena terkait dengan proyek Kerajaan yang membenahi dan perluasan kawasan Masjidil Haram maka banyak gedung-gedung lama tempat tinggal di gusur. Dan diakhir percakapan selalu saling minta do'akan semoga selalu dalam ke'afiatan dan kelapangan rezeki semoga bisa menjadi TAMU lagi di masjidil Haram. Kita juga menyampai kan penghargaan pada pekerjaan mereka sebagai bagian dari pelayan tamu-tamu Allah.
urang banua memang hebat, cuma ke bulan aja nang balum sampai
BalasHapusurang banua gito lho....
BalasHapus