Kepemimpinan Transformasional (Di Daerah Cocok ga yaaaa..?)

 

Tulisan ini dibuat setelah penulis membaca artikel di media online yang berjudul "Pengamat: SBY Harus Jadi  Pemimpin Transformasional" seperti yang dilansir Liputan6.com, Jakarta: Peneliti senior Lembaga Survei Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyarankan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebaiknya berlaku sebagai pemimpin transformasional, bukan transaksional.

Sebenarnya, model kepemimpinan transaksional dan transformasional termasuk dalam model-model kepemimpinan masa kini alias sekarang.  Apalagi, model kepemimpinan transformasional menjadi trending topic yang cukup panas, baik dibidang perpolitikan sampai pendidikan.  Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apakah model kepemimpinan transformasional cocok diaplikasikan di daerah-daerah di Indonesia?

Secara definisi kepemimpinan transformasional adalah sebagai Kepemimpinan yang melibatkan suatu proses pertukaran (exchange process) di mana para pengikut mendapat imbalan yang segera dan nyata untuk melakukan perintah-perintah pemimpin. Sementara itu kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang dipertentangkan dengan kepemimpinan yang memelihara status quo. Kepemimpinan transformasional inilah yang sungguh-sungguh diartikan sebagai kepemimpinan yang sejati karena kepemimpinan ini sungguh bekerja menuju sasaran pada tindakan mengarahkan organisasi kepada suatu tujuan yang tidak pernah diraih sebelumnya.
Di dalam merumuskan proses perubahan, biasanya digunakan pendekatan transformasional yang manusiawi, di mana lingkungan kerja yang partisipatif, peluang untuk mengembangkan kepribadian, dan keterbukaan dianggap sebagai kondisi yang melatarbelakangi proses tersebut, tetapi di dalam praktek, proses perubahan itu dijalankan dengan bertumpu pada pendekatan transaksional yang mekanistik dan bersifat teknikal, di mana manusia cenderung dipandang sebagai suatu entiti ekonomik yang siap untuk dimanipulasi dengan menggunakan sistem imbalan dan umpan balik negatif, dalam rangka mencapai manfaat ekonomik yang sebesar-besarnya (Bass, 1990; Bass dan Avolio, 1990; Hater dan Bass, 1988, seperti dikutip oleh Hartanto, 1991).

Ditinjau dari ciri-ciri kepemimpinan tersebut, menurut Bass kepemimpinan transformasional harus memiliki  “Four I’s”, yaitu individualized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, dan individualized consideration.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional cocok untuk kondisi masyarakat yang mengerti visi dan misi yang ingin dicapai bersama.  Mengerti dalam artian cara mengaplikasikannya.  Hal ini memerlukan pengetahuan, kompetensi serta profesionalisme yang dipimpin.  Bila ditinjau dari aspek ciri intellectual stimulation (stimulasi intelektual) agak berat dilaksanakan dalam kondisi masyarakat yang tingkat pendidikannya masih kurang, karena aspek ini memerlukan "pemahaman yang lebih" dari pengikutnya.  Untuk itu, bagi pemimpin (calon pemimpin) yang ingin menjadikan model transformasional sebagai model kepemimpinannya disarankan perlu data yang "up to date" mengenai kondisi yang akan dipimpinannya, termasuk masyarakatnya nanti.  Selamat berjuang dipemilu 2014.

Kepemimpinan Transformasional (Di Daerah Cocok ga yaaaa..?) 4.5 5 RumLah Tulisan ini dibuat setelah penulis membaca artikel di media online yang berjudul "Pengamat: SBY Harus Jadi  Pemimpin Transformasional&q...


6 komentar:

Mohon komentarnya dengan bahasa yang sopan, terima kasih atas kunjungannya.